Home » » Aksi 313 dinilai tidak sehat bagi demokrasi Jakarta

Aksi 313 dinilai tidak sehat bagi demokrasi Jakarta

Aksi Damai 212. ©2016 merdeka.com/imam buhori
Merdeka.com - Sekitar 2.500 massa dari berbagai elemen ormas Islam akan menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Negara pada 31 Maret 2017 atau dikenal dengan aksi 313. Ribuan massa menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T Purnama ( Ahok) dicopot karena dinilai telah melakukan penistaan agama.

Menanggapi aksi itu, Pengamat politik dari UI, Arbi Sanit menganggap, pengerahan massa yang beriringan dengan pelaksanaan Pilgub DKI 2017 ini, sengaja dibuat untuk menimbulkan kecemasan dan bahkan menggiring ke pilihan tertentu. 

"Kalau wacana yang didorong ini untuk anti memilih satu calon, ini kan tidak baik bagi demokrasi. Ini sudah di luar lingkaran demokrasi yang sehat," kata Arbi saat dihubungi, Kamis (30/3).

Di sisi lain, dia menilai, aksi pengerahan massa yang dilakukan berkali-kali ini memiliki tujuan membuat rutinitas dan stabilitas terganggu. Dia melihat, gerakan semacam ini bisa menjadi pintu masuk gerakan radikal.

"Kemungkinan terburuknya ada upaya membuat kekacauan dari keramaian yang terjadi. Ini bisa jadi pintu masuk bagi gerakan-gerakan radikal," kata Arbi.

Menurutnya, aksi yang digagas Forum Umat Islam (FUI) ini bisa mengundang ketertarikan dari kalangan radikal. "Dikhawatirkan, masuk kekuatan dari luar seperti ISIS yang biasanya memanfaatkan kekacauan dan potensi perang saudara," kata Arbi.

Arbi berharap, aparat keamanan dan pihak berwajib mampu membendung massa. Tugas polisi dan tentara dalam menjaga keamanan negara diuji untuk bisa menanggulangi bentrokan yang mungkin terjadi. [rnd]

0 komentar:

Posting Komentar

Histats