Jakarta - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus mengatakan deklarasi dukungan DPC Partai Demokrat Jakarta Timur untuk pasangan Basuki-Djarot semakin menguatkan keyakinan publik bahwa Partai Demokrat telah mengikuti arus eksodus atau migrasi secara besar-besaran para pendukung Agus-Sylvi kepada pasangan calon Ahok-Djarot.
"Jadi bukan Partai Demokrat, PPP dan PKB yang mengarahkan ke mana arah eksodus pemilihnya, melainkan pemilih Agus-Sylvi yang menentukan arah dukungan Partai Demokrat, PPP dan PKB," ujar Petrus di Jakarta, Rabu (29/3).
Karakter pemilih Agus-Sylvi, kata Petrus sebetulnya berasal dari warga masyarakat kaum nasionalis yang selama ini selalu berpindah dari PDIP ke Partai Demokrat dan sebaliknya dari Partai Demokrat kembali lagi kepada Partai PDIP, Golkar, Nasdem dan Hanura. Dia mengakui memang agak sulit bagi kelompok nasionalis untuk meninggalkan parpol yang berbasis pada paham nasionalis.
"Tentu mereka akan mengedepankan kepentingan kebinekaan dan persatuan daripada secara sempit mengkotak-kotakan orang berdasarkan perbedaan agama sehingga menjurus kepada isu SARA, intoleran dan radikalisme," tegas dia.
Dengan demikian, kata Advokat Peradi ini, muara dukungan Relawan Agus-Sylvi yang semula secara emosional menyatakan dukungannya kepada pasangan Anies-Sandi, kini secara bertahap terjadi migrasi atau eksodus ke pasangan Ahok-Djarot sesuai dengan habitatnya. Menurut dia, keunggulan Ahok-Djarot saat ini adalah mendapat simpati dari parpol dengan basis dukungan kelompok agama seperti PPP dan PKB.
"Gerakan eksodus secara permanen dari simpatisan pasangan Anies-Sandi terutama yang berasal dari pendukung Agus-Sylvi ke pasangan Ahok-Djarot ini juga membuktikan bahwa rasionalitas pemilih sudah mulai pulih pascagonjang ganjing aksi damai 412 dan aksi lanjutannya yang gerakannya cenderung intoleran, radikal dan SARA," ungkap dia.
Lebih lanjut, Petrus mengatakan migrasi pemilih Agus-Sylvi ke Ahok-Djarot bukan ujug-ujug datang, tetapi berdasarkan pertimbangan rasional. Pemilih Agus-Sylvi melihat dan merasakan keberhasilan Ahok-Djarot melahirkan budaya Jakarta yang bersih dan sehat, budaya anti-korupsi, budaya pelayanan publik yang cepat, humanis dan santun.
"Ahok-Djarot memberikan nuansa baru dalam kehidupan kota metropolitan yang sebelumnya semrawut, KKN merajalela, dan tidak adanya budaya malu. Jadi, bukan sikap parpol seperti Partai Demokrat, PPP dan PKB yang menyebabkan pemilih Agus-Sylvi mendukung Ahok -Djarot. Namun sebaliknya, dukungan pemilih Agus-Sylvi yang mengarah dukungan Partai Demokrat, PPP dan PKB kepada Ahok-Djarot," pungkas dia.





0 komentar:
Posting Komentar