Jakarta, Seruu.com - Jelang hari H pemilihan presiden pada 9 Juli 2014, sejumlah lembaga survei sudah mempublikasikan survei pilihan rakyat terhadap elektabilitas dua pasangan calon itu. Hasilnya meski margin semakin berkurang, elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2, Joko Widodo- Jusuf Kalla masih unggul dibandingkan pasangan calon presiden nomor urut 1, Prabowo - Hatta Rajasa.
TIM sukses pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak mempersoalkan banyak hasil survei dari sejumlah lembaga survei mengunggulkan pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Merujuk hasil survei 9 lembaga survei, 7 diantaranya lebih mengunggulkan pasangan calon nomor urut 2, sedangkan 2 lembaga survei lainnya memastikan pasangan calon 1 lebih unggul. "Kami menyikapi perbedaan hasil survei dari lembaga survei dengan profesional dan ini adalah tanggungjawab dengan profesi mereka sendiri," kata anggota tim sukses Prabowo-Hatta, Sandiaga Uno usai acara diskusi 'Mengejar Survei Pilihan Rakyat' di Jakarta, Sabtu (5/7).
Sebagaimana diketahui, 9 lembaga survei sudah mempublikasikan survei pilihan rakyat terhadap elektabilitas dua pasangan calon itu. Hasil survei 7 dari 9 lembaga survei lebih mengunggulkan Jokowi-JK yakni, hasil survei Populi Center, SSSG, Alvara Research, Cyrus Network, LSI Denny JA, Pol-Tracking dan Indo Barometer, sedangkan hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) dan Pusat Data Bersatu (PDB) lebih mengunggulkan Prabowo-Hatta.
"Tetapi yang jelas semua lembaga survei tidak ada yang tidak mengakui bahwa tren momentum sentimen positif itu ada di Prabowo-Hatta. Bahwa keunggulan yang double digit itu sekarang tidak ada lagi dan hasil survei sulit untuk diprediksi," ujarnya.
Sedangkan anggota Tim Sukses Jokowi-JK Hasto Kristanto mengatakan, turut senang bahwa banyak hasil riset lembaga survei ungulkan Jokowi-JK. Hanya saja ia berhadap hasil survei dari lembaga survei jangan menjadi alat kampanye, sebab komentar masyarakat sangat tegas dan bisa melihat mana lembaga survei abal-abal dan mana lembaga survei yang menjaga kredibilitas melakukan metode.
"Kami mewaspadai di masa tenang pilpres ini mereka yang mempunyai kekuatan uang besar bisa menjadi lembaga survei sebagai sebuah alat, untuk membangun mempersepsikan sebagai pemenang," ujar Hasto.
Akan tetapi, menurutnya, tim sukses nomor urut dua yakin Jokowi-JK mampu membangun keterpilihan dari rakyat dan untuk mengelorakan semangat perubahan dari rakyat. Apalagi ketika sosok Jokowi datang saat berkampanye magnet itu luar biasa dimana rakyat datang berbondong-bondong menemui Jokowi karena menganggap Jokowi adalah kita. "Rakyat datang tanpa dimobilisasi dan tanpa dibayar hanya untuk bertemu Jokowi, sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan Prabowo," klaim Hasto.
- See more at: http://www.jurnas.com/news/141797/Tujuh-dari-Sembilan-Lembaga-Survei-Unggulkan-Jokowi-JK---2014/1/Nasional/Pemilu-2014#sthash.rQB7I3er.dpuf
Dalam data seruu.com dari sekian banyak publikasi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei di dalam negeri maupun luar negeri, sejumlah lembaga yang rekam jejaknya cukup bisa dipercaya merilis hasil yang tidak jauh beda, dimana pasangan Jokowi-JK unggul dari pesaingnya, Prabowo-Hatta.
1. Survei Litbang Kompas dirilis 21 Juni 2014,
Hasil survei Badan Litbang Kompas yang dipublikasikan Sabtu (21/6/2014) mencatat pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memiliki tingkat keterpilihan sebesar 42,3 persen. Sementara duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapat elektabilitas sebesar 35,3 persen.
Hasil survei Badan Litbang Kompas yang dipublikasikan Sabtu (21/6/2014) mencatat pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memiliki tingkat keterpilihan sebesar 42,3 persen. Sementara duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapat elektabilitas sebesar 35,3 persen.
Meski pasangan Jokowi-JK unggul namun selisih dengan pesaingnya kian tipis yakni 7 persen. Melihat ketatnya persaingan, Kompas menyebut masih mungkin terjadi perubahan.
2. Survei IFES dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dirilis 25 Juni 2014
Lembaga nirlaba internasional IFES bekerja sama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei pasca Pileg 9 April lalu. Hasil survei ini menunjukkan 43% memilih Jokowi dan 39% memilih Prabowo Subianto. Hanya terpaut 4% perbedaan pilihan masyarakat terhadap kedua capres tersebut. Meski begitu masih ada 18% responden yang tidak
2. Survei IFES dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dirilis 25 Juni 2014
Lembaga nirlaba internasional IFES bekerja sama dengan Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei pasca Pileg 9 April lalu. Hasil survei ini menunjukkan 43% memilih Jokowi dan 39% memilih Prabowo Subianto. Hanya terpaut 4% perbedaan pilihan masyarakat terhadap kedua capres tersebut. Meski begitu masih ada 18% responden yang tidak
menjawab atau undecided voters. Survei ini dilaksanakan pada 1-10 Juni 2014. Metode survei yang digunakan adalah wawancara langsung dengan responden. Jumlah responden sebanyak 2.009 orang dengan sample acak tersebar di seluruh Indonesia. Margin of erorr dalam survei ini adalah +- 2,2% dengan tingkat kepercayaan 95%.
3. Survei LIPI dirilis 26 Juni 2014
3. Survei LIPI dirilis 26 Juni 2014
Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) menggelar survei elektabilitas capres. Hasil survei yang dirilis pada Kamis (26/6/2014) ini menunjukkan Jokowi-JK unggul dengan elektabilitas 43% dari Prabowo-Hatta yang memiliki tingkat keterpilihan 34%. Sisanya sebanyak 23% belum menentukan pilihan. Jokowi-JK masih unggul
9% dari Prabowo-Hatta.Survei digelar pada 5-14 Juni 2014 dengan 790 responden berusia di atas 17 tahun di 33 provinsi. Pemilihan sampel dengan metode multistage random. Margin error survei ini 3,51% dengan tingkat kepercayaan 95%. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Pertanyaan yang diajukan ke responden, yaitu “Jika pemilihan presiden diselenggarakan pada hari ini, siapakah yang akan Anda pilih?”
4. Survei Indo Barometer dirilis 29 Juni 2014
Survei Indo Barometer sebelum memasuki masa kampanye capres Jokowi masih unggul 13,5% atas Prabowo Subianto. Namun kini dua pekan menjelang Pilpres elektabilitas Prabowo mulai menguntit ketat Jokowi. “Head to head calon presiden, Jokowi 45,3% dan Prabowo (42,9%). Suara belum memutuskan 11,7%. Head to head calon wakil presiden, Jusuf Kalla (44,6%) dan Hatta Rajasa (39,3%),” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, dalam paparan hasil survei di Hotel Harris, Jl Dr Sahardjo No 191,
Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (29/6/2014).
Survei ini dilakukan pada tanggal 16 – 22 Juni 2014. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang dengan margin of error sebesar 3,0% pada tingkat kepercayaan 95%.
5. Survei Roy Morgan Research (Australia) dirilis 30 Juni 2014
Lembaga survei dari Australia Roy Morgan Research hari ini mempublikasikan hasil jajak pendapat terkait pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Hasilnya pasangan capres dan cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memiliki elektabilitas sebesar 52 persen sementara pesaingnya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mempunyai tingkat keterpilihan 48 persen.
Selisih dukungan kedua capres itu cukup lumayan, yakni 30 persen. Namun angka itu terus berubah setelah pemilihan anggota legislatif April lalu. Apalagi setelah PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi hanya memperoleh sekitar 19 persen suara, jauh di bawah target partai tersebut.
6. Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dirilis 07 Juli 2014
Survei ini dilakukan pada tanggal 16 – 22 Juni 2014. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang dengan margin of error sebesar 3,0% pada tingkat kepercayaan 95%.
5. Survei Roy Morgan Research (Australia) dirilis 30 Juni 2014
Lembaga survei dari Australia Roy Morgan Research hari ini mempublikasikan hasil jajak pendapat terkait pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Hasilnya pasangan capres dan cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memiliki elektabilitas sebesar 52 persen sementara pesaingnya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mempunyai tingkat keterpilihan 48 persen.
Selisih dukungan kedua capres itu cukup lumayan, yakni 30 persen. Namun angka itu terus berubah setelah pemilihan anggota legislatif April lalu. Apalagi setelah PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi hanya memperoleh sekitar 19 persen suara, jauh di bawah target partai tersebut.
6. Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dirilis 07 Juli 2014
Survei terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada awal Juli 2014 menunjukkan bahwa pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Berdasarkan hasil survei, responden yang memilih Jokowi-JK sebesar 47,80 persen, sedangkan mereka yang memilih Prabowo-Hatta sebesar 44,20 persen. Responden yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 8 persen.
Pengumpulan data survei ini dilakukan pada 2-5 Juli 2014. Jumlah responden 2.400 orang dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei lebih kurang 2 persen. Adapun survei dibiayai sendiri oleh LSI.
Pengumpulan data survei ini dilakukan pada 2-5 Juli 2014. Jumlah responden 2.400 orang dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei lebih kurang 2 persen. Adapun survei dibiayai sendiri oleh LSI.
Kesimpulan hasil survei lembaga-lembaga survei terpercaya tersebut menegaskan bahwa Jokowi-JK tetap unggul atas Prabowo-Hatta serta Jokowi-Hatta unggul secara merata di semua wilayah serta juga unggul di kelas bawah dan kelas menengah.
Survei di dunia maya
Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla diprediksi pengguna Internet memenangi pemilihan presiden 9 Juli 2014. Berdasarkan pantauan percakapan di dunia maya, Jokowi-JK lebih sering dibicarakan dengan sentimen positif dibanding Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Menurut pendiri PoliticaWave, Yose Rizal, penilaian itu berasal dari pemantauan enam media berbeda yang sering digunakan oleh para pengguna Internet atau netizen. "Misalnya Twitter, Facebook, dan YouTube," katanya dalam siaran pers, Senin (07/7/2014).
Pada periode 8 Juni-5 Juli 2014, PoliticaWave mencatat 5.977.879 percakapan dan 1.592.323 pengguna Internet yang membicarakan kedua pasangan tersebut. "Jokowi-Kalla 60,5 persen, sedangkan Prabowo-Hatta 39,5 persen," kata Yose Rizal.
Yose Rizal mengatakan PoliticaWave juga memetakan sentimen netizen terhadap kedua pasang calon presiden dan wakil presiden ini. "Percakapan diberi makna sentimen positif, negatif atau netral," katanya. Hasilnya, Jokowi-Kalla unggul 3,5 kali lebih positif dibanding Prabowo-Hatta.
Menurut pengalaman PoliticaWave pada pemilihan kepala daerah dan pemilu legislatif, 10 dari 12 pemilu kepala daerah dimenangkan oleh kandidat yang percakapannya paling besar dan positif. "Jokowi-Kalla akan memenangkan pilpres dengan elektabilitas 53,8 persen, sedangkan elektabilitas Prabowo-Hatta sebesar 46,2 persen," kata Yose Rizal.
0 komentar:
Posting Komentar